Langsung ke konten utama

Postingan

Featured Post

Mengenal MINHA Jombang (Lumbung Pemikiran Pendiri Nahdhatul Ulama)

    Petualangan menuju Jombang kali ini adalah untuk menjelajah Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (lebih dikenal MINHA). Bangunan tersebut terletak di area kompleks Makam Gus Dur (Presiden ke-6 RI yang memiliki nama lengkap Abdurrahman Wahid), Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Perjalanan dari Kota Malang ditempuh selama tiga jam jika mengendarai bus dan melewati jalur tol. ( dokumentasi oleh tebuireng.online ) Bangunan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2018. MINHA adalah museum yang terbilang baru, meski demikian bisa disebut bagus karena koleksi yang berada di dalamnya cukup variatif bagi yang ingin mempelajari studi Islam masa lalu dan masa kini di Nusantara. Sifat bangunannya cukup kekinian. Itu bisa dilihat dari pola atap   museum yang membentuk segitiga sehingga sekilas seperti limas segi empat. Penanda nama museum bisa menjadi sudut foto yang menarik seperti gambar berikut ( dokumentasi oleh Evi Ariska )     Tidak jauh dari pintu mausk
Postingan terbaru

Kenapa Nge-blog Bikin Kamu Keren Maksimal?

  Blog adalah platform yang meng-asyik-kan buat curhat, nulis 'uneg-uneg', bagi info dan pengalaman, cari penghasilan, menebar nilai manfaat dan deretan alasan lainnya tergantung pada si empunya. Singkat kata, apapun alasannya, berani nge-blog dengan konsisten memang menjamin si empunya keren sampai level maksimal, koq bisa? simak penjelasan berikutnya di tulisan ini ya! Siapa yang ndak kenal nama Raditya Dika atau Gita Savitri? Eduwell-ers pasti sudah tahap familiar dengan kedua nama tersebut. Si Radit terkenal sebagai komika dan penulis buku, sedangkan si Gita lebih tersohor sebagai influencer. Dua sosok tersebut sebenarnya mengawali karir nya sebagai penulis tetap di blog masing-masing. Hm... gimana? cukup keren bukan? Terlepas dari itu, saya ingin mengupas kata keren dengan sebab nge-blog. Sudah siap kah? Check it out! 'Melek' Wawasan Nge-blog yang diawali karena untuk sekedar corat-coret isi hati dan perasaan yang tak tersampaikan adalah hal yang sah-sah saja. Han

Pak...I Love You Pull (Bagian 7-TAMAT)

  Ustadz Arsyil tidak sepenuhnya konsentrasi menyetir. Saat ini ia tengah membonceng Sukro menuju rumahnya. Arsyil memiliki banyak pertanyaan di benaknya. Keberadaan santri kesayangannya menyisakan teka- teki. Aad tidak ada di pondok, tapi sepeda motor yang dikendarainya masih utuh di parkiran. Lebih anehnya,  orang yang membawanya kembali tak lain ayah Aad, Sukro. Hal yang menambah kebingungan adalah keterangan Sukro bahwa Aad tidak pulang ke rumah. Lantas bagaimana bisa sepeda motor itu berada di tangan Sukro? Apa iya Aad bersembunyi di area pondok dan tidak berkenan bertemu orang tuanya?           Sementara Sukro yang dibonceng Arsyil hanya diam. Tidak berkenan diajak bicara juga tidak bisa dimintai keterangan. Sejak ia bangun dari pingsan, ia hanya berucap satu kalimat, memohon kepada Arsyil untuk diantar pulang. Jadilah keduanya membisu dalam perjalanan.           Sampai di suatu persimpangan, Sukro meminta Arsyil menghentikan motornya. Ia turun dan berlari mendekati lembah

Pak...I Love You Pull (Bagian 6)

  Aad yang pagi hari itu telah menuntaskan muraja’ahnya bersama ustadz Arsyil memberanikan diri untuk menyampaikan suatu hal. Aad berniat meminjam motor milik ustadznya untuk pulang barang sebentar dan berjanji segera kembali. Aad tengah kehabisan saku bulanan dan selama ini ia meminjam uang temannya untuk keperluan seminggu. Aad berpikir mungkin saja orang tuanya sedang sibuk sehingga belum sambang untuk bulan ini dan memberinya uang saku. Tak ada salahnya Aad mengalah pulang sekaligus melepas rindu walau hanya setengah hari saja, begitu pikirnya. Izin telah dikantongi, Aad berencana pulang ke rumah selepas salat Asar. Saat ini Aad tengah perjalanan menuju rumah. Menurut perhitungannya, setengah jam lagi, ia akan tiba di rumah. Ia begitu menikmati perjalanan ini. Kebetulan jalanan tidak begitu padat. Saat begitu berkendara sembari menikmati pemandangan, ia tak menyangka hal yang ada di depannya. Tetiba ada jebakan menghantam motor yang dikendarainya. Tak ayal Aad terlempar dar

Pak...I Love You Pull (Bagian 5)

  Saat ini Sukro sudah berada di teras rumah. Ia tengah duduk menenangkan hati dan pikirannnya. Ia berusaha keras menyingkirkan segala teka-teki terkait wanita itu. Tak berapa lama, Parni yang telah merampungkan kesibukannya di dapur menghampiri Sukro. “Pak... si Aad tadi telpon. Dia sekarang butuh kiriman uang. Kalo dilihat, kita kan emang telat ngirimi dia uang bulanan.” Kali ini Sukro menyimak istrinya dengan baik. Sontak dia menepuk jidatnya. Tentu saja. Dia baru ingat, jatah bulanan untuk putra semata wayangnya, seharusnya diantar ke pondok seminggu yang lalu. Jika sekarang Aad baru mengabari berarti permata hatinya itu sedang benar-benar kesulitan dan terpaksa memberi tahu kondisinya itu. Ia hapal betul perilaku putranya itu. Addin Al-Islami adalah satu-satunya putra yang bisa dilahirkan Parni untuknya. Aad, demikian panggilan kesayangannya tengah menuntut ilmu di pondok pesantren semenjak duduk di bangku SMP. Aad termasuk anak yang pendiam, irit bicara. Tapi dia a

Pak...I Love You Pull (Bagian 4)

  Jam di dinding rumah menunjukkan pukul 06.00 pagi, Parni tergopoh membuka pintu rumah yang tertutup. Ia meletakkan sayur belanjaan dan lauk di dapur dan bergegas menuju bilik kamar. Didapatinya Sukro tengan tertidur lelap setelah shalat subuh di Mushola. Parni menggoyang lengan Sukro “Pak... bangun dong , ada kabar heboh! Masih ngantuk kah?” Sukro masih memejamkan mata dan mengibaskan tangan Parni yang menyentuhnya. “Pak... di ladang Kartijo ditemukan mayat perempuan. Sekarang di sana pada ramai orang!”, ujar Parni antusias. “Hem.. iya?” Sukro mulai membuka mata dan dalam kondisi setengah sadar. Parni melanjutkan ceritanya “Baru saja aku belanja di tempat Karni. Teman-teman pada cerita sekarang di ladang Kartijo sisih wetan cedak kali , ditemukan mayat perempuan.” Sukro tergagap kaget dan terduduk seketika. Kepalanya pusing tetiba. “Polisi dan Bhabinsa, Hansip, dan orang-orang pada heboh di sana. Aku juga jadi penasaran. Tapi aku ndak berani mau lihat.” Sukro mengus

Pak...I Love You Pull (Bagian 3)

  Dua orang yang menutup wajah tersebut mendekati benda milik wanita itu. Benda yang masih dalam kondisi bagus. Meski bukan barang baru, setidaknya masih terawat dan terlihat menawan. Keduanya menegakkan benda tersebut yang terjatuh di pinggir jalan tanpa menghiraukan nasib pemiliknya di belakang mereka dalam kondisi takut dan kalut. Kedua orang tersebut membawa benda itu menghilang tanpa merasa bersalah. Hanya tertinggal wanita itu di kesunyian tengah malam. Air matanya pelan meleleh dari kedua sudut matanya. Walau barang miliknya telah dibawa pergi, setidaknya masih ada nyawa yang tersisa dalam raga. Tertatih-tatih wanita itu memimpin kakinya untuk berdiri tegak, berjalan menepi di tengah ketidakpastian arah. Ia masih diselimuti penyesalan akan keputusannya. Ditambah lagi ia tidak tahu harus menyiapkan jawaban apa ketika bude tersayangnya menyambutnya pulang. Getir ia sunggingkan senyum, terlalu awal dia mengharapkan itu terjadi. Sekarang...ia tak tahu sedang berad di mana dan